Apakah Bisa Dengan Kesadaran Penuh (Mindfulness)



Apakah kalian stres, lelah, dan tidak dapat fokus? Okey, kalian tidak sendirian. Rata-rata siswa SMP sekarang menghabiskan lebih dari 25 jam setahun untuk mengambil tes standard, ujian dan ulangan, sedangkan rata-rata siswa SMA melaporkan 80 persen merasa stres dari waktu yang mereka miliki.
Bahkan anak TK merasakan lebih banyak tekanan akademis, menghabiskan lebih sedikit waktu untuk seni dan musik dan lebih banyak pada matematika, membaca, dan penilaian dibandingkan dengan akhir 1990-an. Menurut American Academy of Pediatrics, stres pada masa kanak-kanak dapat menyebabkan perubahan permanen pada struktur dan fungsi otak, meningkatkan kemungkinan kesulitan belajar, masalah ingatan, dan penyakit kronis jika nanti sudah dewasa. Sementara itu, sebuah laporan tahun 2013 oleh American Psychological Association (APA) menemukan bahwa efek negatif dari stres bertahan hingga tahun-tahun sekolah menengah: 35 persen remaja terbangun di malam hari karena stres, memotong waktu tidur dan meningkatkan kemungkinan bahwa mereka Akan mengalami masalah konsentrasi atau mengalami perasaan sedih dan depresi.
Studi menunjukkan bahwa besarnya tingkat stress  dapat memengaruhi kinerja akademik siswa juga. Sementara tingkat stres yang rendah dapat meningkatkan pembentukan memori, tingkat stres sedang dan tinggi dapat mengganggu kemampuan siswa untuk mengingat, membuatnya lebih menantang untuk lulus tes, menulis makalah, atau membuat presentasi di kelas.
Dapatkah mindfulness — suatu bentuk meditasi non-religius yang mengajarkan siswa untuk bernafas, fokus, dan memusatkan diri pada saat ini — membantu mengurangi dampak buruk dari stres di kelas atau jadwal siswa yang sibuk? Bisakah itu membantu siswa belajar, yang mengarah ke pencapaian prestasi akademik? Banyak sekolah bertaruh untuk itu, mengintegrasikan teknik mindfulness relatif sederhana ke hari sekolah.
(Kesadaran Penuh)  Mindfulness Mengurangi Stres
Di Amerika Serikat khususnya di SMA, stres menjadi masalah besar. Ketika pemerintah daerah mensurvei siswa beberapa tahun yang lalu pada tingkat stres mereka, responsnya mengejutkan
“Lebih dari 80 persen anak-anak di sekolah kami merasa stres, sebagian besar atau semuanya buruk. Adalah normal untuk merasa stres — tetapi tidak normal bagi anak berusia 11, 12, dan 13 tahun untuk merasakan tingkat stres yang terlalu tinggi. Jadi begitulah munculnya maindfulness, ”kata McLelland-Crawley.
Untuk mengatasi masalah ini, murid-muridnya menciptakan kelompok mindfulness mereka sendiri, NüYü adalah sebutan kelompok belajar siswa itu, untuk belajar lebih banyak tentang stres dan untuk berbagi strategi coping yang sehat dengan sekolah mereka. Coping adalah menginvestasikan/ mengumpulkan upaya sadar seseorang, untuk memecahkan masalah pribadi dan antarpribadi, untuk mencoba menguasai, meminimalkan atau mentolerir stres dan konflik. Setiap minggu, mereka mendorong siswa lain untuk berpartisipasi dalam Panther "Pause" Challenge, serangkaian pelajaran dan kegiatan yang mengurangi stres. Siswa NüYü baru-baru ini mengadakan pameran kesehatan untuk lebih dari 200 orang tua, siswa, dan anggota masyarakat, di mana mereka memperkenalkan stasiun yoga, bola stres, dan botol glitter kepada para peserta. Mereka juga mengadakan lokakarya tentang tata cara  makan dengan metode mindfulness (perhatian penuh) dan menjelaskan ilmu di balik mindfulness.
Penelitian menunjukkan bahwa siswa McLelland-Crawley berada di jalan yang benar — mindfulness dapat menjadi strategi yang efektif untuk membantu siswa mengatasi stres. Pada tahun 2014, sebuah studi di Belanda menemukan bahwa siswa sekolah dasar yang berpartisipasi dalam sesi mindfulness 30 menit dua kali seminggu selama enam minggu menunjukkan tingkat stres yang lebih rendah, tingkat kesejahteraan yang lebih tinggi, dan perilaku yang lebih baik daripada rekan-rekan mereka.

Mindfulness dapat sangat membantu bagi anak-anak yang mengalami stres akibat dari kekerasan masyarakat, kemiskinan, penggunaan narkoba, dan trauma. Dalam sebuah studi 2015, siswa dari dua sekolah menengah perkotaan yang berpenghasilan rendah berpartisipasi dalam program pengurangan stres berbasis
mindfulness dan mengalami berbagai manfaat mental dan perilaku, dari tingkat stres dan depresi yang lebih rendah hingga suasana hati yang lebih positif dan kemampuan yang lebih baik untuk menghadapi situasi yang menantang.

Mindfulness Meningkatkan Kinerja Akademik
Selain meningkatkan kesejahteraan emosional dan psikologis siswa, mindfulness dapat menghasilkan manfaat akademik dengan meningkatkan kemampuan siswa untuk mengatur dan fokus diri.
Annie O'Shaughnessy, seorang guru bahasa Inggris sekolah menengah atas di Vermont, menghabiskan 10 menit di awal kelas setiap hari Senin untuk melatih mindfulness kepada murid-muridnya. Menggunakan kombinasi video mindfulness dan teknik pernapasan, ia membantu siswa menangani stres dan kecemasan yang biasanya mereka alami selama sekolah.
“Saya mengajar kesadaran setiap tahun di kelas bahasa Inggris. Setelah mengajarkannya, saya bisa pergi ke seorang anak yang akan memberikan presentasi, dan saya bisa melihat bahwa dia dalam mode pembajakan amygdala. Dia lupa apa yang akan dia katakan, dan dia ingin pergi. Jadi saya katakan padanya, "Jadi sekarang saatnya untuk melakukan pernapasan." Jadi dia melakukan latihan pernapasan persegi, di mana dia bernafas, tahan selama empat [detik], bernafas, tahan selama empat. Dan dia kemudian bisa memberikan presentasinya, "katanya
Tidak mungkin seperti kedengarannya, mengambil beberapa detik untuk bernapas dan fokus dapat diterjemahkan menjadi manfaat akademis. Pada tahun 2015, peneliti di University of British Columbia menemukan bahwa siswa kelas empat dan lima yang berpartisipasi dalam program mindfulness 12 minggu memiliki tingkat mindfulness yang lebih tinggi, retensi yang lebih baik, dan nilai matematika 15 persen lebih tinggi daripada rekan-rekan mereka. Ini di atas manfaat psikologis seperti tingkat depresi yang lebih rendah dan perasaan optimisme yang meningkat.
Sebuah studi tahun 2016 lebih lanjut mengeksplorasi hubungan antara mindfulness dan manfaat kognitif, melihat siswa sekolah menengah dalam program mindfulness selama empat minggu. Dibandingkan dengan rekan-rekan mereka, para siswa ini menunjukkan peningkatan yang signifikan dalam kapasitas memori kerja. “Hasil ini konsisten dengan gagasan bahwa praktik meditasi — yang membutuhkan mindfulness berkelanjutan sementara secara bersamaan mengalihkan mindfulness kembali ke pengalaman saat ini — terkait erat dengan fungsi memori kerja,” tulis para peneliti dalam studi mereka.

Manfaat akademis telah ditemukan untuk anak-anak sejak usia prasekolah. Sebuah studi tahun 2015 dari University of Wisconsin-Madison meneliti program Kurikulum kindness 12 minggu yang mencakup latihan mindfulness di samping praktik kebaikan seperti empati, terima kasih, dan berbagi. Dibandingkan dengan teman sebaya mereka, anak-anak prasekolah yang berpartisipasi dalam program ini mendapatkan nilai rapor yang lebih tinggi, selain menunjukkan lebih banyak empati, kebaikan, dan kemauan untuk berbagi.
Mindfulness adalah alat yang hebat untuk belajar,” jelas O'haughnessy. “Jika saya ingin siswa saya belajar, saya perlu korteks prefrontal mereka, saya perlu neokorteks mereka. Saya membutuhkan bagian-bagian dari otak mereka secara online, dan di sebagian besar tingkatan, bagian-bagian otak mereka tidak akan online sampai mereka santai dan melakukan beberapa kegiatan yang penuh mindfulness. "
Note :
* Korteks prefrontal (PFC) adalah korteks serebral yang menutupi bagian depan lobus frontal. PFC mempunyai Fungsi eksekutif yang berkaitan dengan kemampuan untuk membedakan antara pemikiran yang bertentangan, menentukan baik dan buruk, lebih baik dan terbaik, sama dan berbeda, konsekuensi masa depan dari kegiatan saat ini, bekerja menuju tujuan yang ditentukan, prediksi hasil, harapan berdasarkan tindakan, dan “kontrol” sosial (kemampuan untuk menekan desakan yang, jika tidak ditekan, dapat mengarah pada hasil yang secara sosial tidak dapat diterima)
*Neokorteks adalah bagian otak yang dianggap bertanggung jawab atas fungsi tingkat tinggi seperti pikiran sadar, dan mengandung 10.000 neuron.

No comments

Theme images by nicodemos. Powered by Blogger.