Peneliti Unnes Lakukan Pengukuran Physical Literacy di Tiga SD Pekalongan

 





Pekalongan – Seorang peneliti dari Universitas Negeri Semarang (Unnes), Ropik Hidayat, tengah melakukan penelitian inovatif terkait pengukuran physical literacy pada siswa sekolah dasar. Penelitian ini dilaksanakan di tiga sekolah dasar di Pekalongan, yaitu SDN Kaibahan 01, SDN Kaibahan 02, dan SDN 01 Mejasem. Studi ini bertujuan untuk meningkatkan tingkat kompetensi gerak, motivasi, serta partisipasi siswa dalam aktivitas fisik dan olahraga.

Dalam penelitian ini, Ropik menggunakan  pengukuran yang diadopsi dari pengukuran PLAY Canada yang komprehensif. Salah satunya adalah PLAY Fun, yang terdiri dari 18 item tes untuk mengevaluasi kompetensi gerak dasar siswa, mencakup gerak lokomotor, nonlokomotor, stability, balance dan object control upper body dan lower body. Selain itu, digunakan pula PLAY Self, yang berisi 22 pertanyaan untuk mengukur seberapa besar  motivasi, kesenangan, kemampuan keterlibatan lingkungan (Afektif) & (Kognitif) siswa dalam melakukan aktivitas fisik, baik di lingkungan sekolah maupun di luar sekolah.

Tak hanya itu, penelitian ini juga mengadopsi PLAY Inventory, sebuah instrumen yang digunakan untuk menilai tingkat partisipasi anak dalam berbagai aktivitas fisik dan olahraga selama satu tahun terakhir. Dengan metode ini, peneliti dapat mengetahui jenis olahraga atau aktivitas fisik yang paling diminati anak-anak serta frekuensi mereka dalam berolahraga, sehingga dapat menjadi acuan dalam pengembangan kurikulum pendidikan jasmani yang lebih relevan dan menarik.

Ropik Hidayat menjelaskan bahwa pengukuran ini sangat penting untuk memahami sejauh mana anak-anak memiliki kemampuan dan kebiasaan beraktivitas fisik secara optimal. “Banyak anak yang kurang aktif bergerak akibat perkembangan teknologi dan pola hidup yang lebih banyak didominasi oleh gawai. Dengan penelitian ini, saya juga ingin mendapatkan data nyata mengenai kondisi physical literacy mereka, sehingga bisa memberikan rekomendasi strategi yang lebih tepat untuk meningkatkan keterlibatan mereka dalam aktivitas fisik,” ujarnya.

Selain itu, penelitian ini juga bertujuan untuk mengidentifikasi hambatan yang dihadapi siswa dalam berpartisipasi dalam aktivitas fisik. Faktor seperti kurangnya fasilitas olahraga, minimnya dukungan dari lingkungan sekitar, serta rendahnya motivasi dapat menjadi tantangan yang perlu diatasi. Oleh karena itu, hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi landasan bagi sekolah dan pemerintah dalam menyusun kebijakan yang lebih mendukung pengembangan literasi fisik anak-anak sejak dini.

Sejumlah guru dan kepala sekolah dari ketiga SD yang terlibat menyambut baik penelitian ini. Mereka berharap bahwa hasil dari studi ini dapat memberikan wawasan baru dalam meningkatkan kualitas pembelajaran pendidikan jasmani di sekolah mereka. “Kami sangat mendukung penelitian ini, karena kami juga ingin mengetahui bagaimana tingkat partisipasi dan motivasi siswa kami dalam olahraga. Semoga ke depan ada lebih banyak program yang dapat memotivasi mereka untuk lebih aktif bergerak,” ujar salah satu kepala sekolah.

Penelitian ini menjadi langkah awal yang penting dalam upaya meningkatkan kesadaran akan pentingnya physical literacy di kalangan siswa sekolah dasar. Dengan memahami faktor-faktor yang memengaruhi partisipasi anak dalam aktivitas fisik, diharapkan sekolah, orang tua, dan masyarakat dapat lebih mendukung gaya hidup aktif dan sehat bagi generasi mendatang.

No comments

Theme images by nicodemos. Powered by Blogger.